ylliX - Online Advertising Network
ILUSTRASI Keluarga.

Mewujudkan Keluarga Sumber Kebahagiaan |Republika Online



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap orang pasti mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangganya. Adakalanya, mereka berpikir kebahagiaan itu diperoleh dengan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya. Kekayaan melimpah diimpikan sebagai puncak kebahagiaan.

Kenyataannya, rumah tangga yang mengacu pada materi sebagai sandaran hidupnya, tanpa mengedepankan nilai-nilai agama, ternyata diambang bencana.

Buruknya moral suami, istri, atau anak-anak, kegelisahan hidup, kecemasan mendalam, kebenciaan di antara anggota keluarga, bahkan permusuhan dan berbagai permasalahan yang membelit serta tak kunjung padam.

Rumah tangga yang harmonis dan bahagia tidaklah bersandar pada materi semata. Justru bahagia itu terletak pada sejauh mana peran nilai-nilai agama mendominasi eksistensi rumah tangga itu.

Kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW yang penuh berkah, ketenteraman, dan kebahagiaan, selayaknya menjadi panutan kaum Muslimin.

Semasa hidup, Rasulullah SAW tidak pernah memiliki rumah mewah dan harta berlimpah. Bahkan, ketika Umar bin Khathab mengunjungi beliau suatu hari, didapatinya Rasulullah SAW sedang berbaring di atas pelepah daun kurma. Sampai-sampai punggung beliau tergores saking kerasnya pelepah daun kurma itu.

Tetapi, dari kondisi yang sangat sederhana itu, beliau selalu mengucapkan, “Baiti jannati”, rumahku adalah surgaku. Itulah ciri rumah tangga yang dibangun atas dasar keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT.

Dalam rumah tangga Islami, seluruh anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang jelas. Masing-masing mereka menghormati perannya.

Suami adalah pemimpin yang berakhlak shodiqul wa’di (selalu menepati janji baik pada Allah SWT maupun masyarakat). Suami berperan dapat menegakkan keadilan dan kasih sayang dalam memimpin keluarga.

“Dan dia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya” (QS Maryam [19]: 55).

Istri berfungsi menaati suami dan bekerja sama dengannya dalam kebajikan dan takwa, sehingga mampu mengayomi keluarga dengan kasih sayangnya yang tulus ikhlas. Anak-anak pun menjadi cahaya mata karena ketaatan dan kesalehan mereka.


Loading…


sumber : Hikmah Republika oleh Arlina





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *